Malam Tirakatan, Suasana Sakral dan Patriotisme

16 Agustus 2025
Wartawan Kalurahan
Dibaca 43 Kali
Malam Tirakatan, Suasana Sakral dan Patriotisme

Gilangharjo, Dalam rangka menyambut peringatan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya membuat masyarakat sering kali melakukan berbagai tradisi yang tidak pernah terlewatkan. Salah satunya menggelar malam tirakatan 17 Agustus di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Menurut penelusuran Tim Media Gilangharjo, malam tirakatan 17 agustus adalah kegiatan dimasyarakat dalam rangka menyongsong hari kemerdekaan pada keesokan harinya, biasanya dilakukan dilingkup masyarakat terkecil, yakni dalam lingkup RT.
Namun secara harfiah, tirakat sendiri berartikan laku spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan atau mencapai tujuan tertentu melalui pengendalian hawa nafsu.

Praktik ini sering diasosiasikan dengan tradisi budaya Jawa dan Islam, di mana kata "tirakat" berasal dari kata Arab thariqah yang berarti jalan atau cara. Tujuan utamanya adalah memperbaiki diri, menguatkan mental, dan mendapatkan petunjuk spiritual, baik dalam konteks spiritual maupun untuk kehidupan duniawi. 

Namun dalam konteks hari kemerdekaan, malam tirakatan justru digelar dengan suasana yang berbeda. Sering kali malam tirakatan justru menjadi ajang silaturahim bagi para warga yang berkumpul bersama-sama pada malam sebelumnya, yaitu 16 Agustus dan doibuat semeriah mungkin dengan menyuguhkan pentas seni, tari, karawitan, menyanyi dan lainnya.

Di beberapa daerah, khususnya di Gilangharjo, malam tirakat dipadukan dengan nuansa jawa yang sakral dan magis, salah satunya dengan pembacaan doa dan pemotongan tumpeng, menyanyikan lagu macapat yang syarat akan doa penghapus sengkala, bahkan ada pula yang dipadukan dengan gamelan karawitan, serta nuansa patriotisme dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan selain lagu wajib Indonesia Raya, yakni Padamu Negri, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Gugur Bunga, dan lain-lain.

Tanpa disadari malam tirakatan setiap tanggal 16 Agustus malam terus bergulir dari masa ke masa, dari generasi ke generasi dengan perkembangan dan pengembangan sesuai zamannya namun tidak mengurangi nilai dan esensi perjuangan para pahlawan dan meneruskan semangat perjuangannya.

Semangat juang tersebut akan terus bergulir hingga ratusan generasi mendatang tanpa mengurangi nilai perjuangan pahlawan kemerdekaan terdahulu.