Rangkuman Jejak Lisan Tradisi Dan Sejarah Gilangharjo

Gilangharjo, Dalam kekayaan budaya yang kita miliki terdapat warisan yang tak termilai berupa cerita turun temurun atau yang lebih kita kenal dengan istilah "Folklore". Melalui cerita ini, kita dapat membayangkan masa lalu yang penuh misteri dan nilai filosofi, dan dengan adanya dokumentasi secara tertulis, maka tidak hanya menjaga nilai-nilai luhur tetapı juga dapat mewariskan kepada generasi kita mendatang.
Dalam Buku Rangkuman Jejak Lisan Tradisi Dan Sejarah Gilangharjo tersebut ada beberapa ucapan yakni, pengantar dan ungkapan Syukur serta apresiasi dari Lurah dan Pengurus Lembaga Budaya Gilangharjo.
Lurah Gilangharjo, Drs. H. Pardiyono menerangkan “Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini selama kurun waktu 1 tahun ini. Serta kepada Pendamping Budaya yang dengan penuh dedikasi telah membantu dari awal sampai akhir, sehingga dapat melakukan penggalian yang mendalam terhadap sastra lisan di Gilangharjo. Harapannya, melalui cerita-cerita ini, masyarakat semakin mencintai warisan budaya kita yang berharga.”
Imbuh Supriyanta, S.E., yang juga selaku Ketua Lembaga Kalurahan Budaya Gilangharjo menyampaikan “Buku ini diharapkan menjadi wadah yang efektif dalam mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan budaya yang ada di Gilangharjo. Lebih dari itu, kami juga berharap buku ini dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga bagi generasi muda. Melalui buku ini, mereka dapat mengenal dan memahami lebih dalam tentang kebudayaan Mataram Jawa yang Adi Luhung. Kebudayaan yang penuh dengan nilai-nilai luhur, kearifan lokal, dan keindahan seni yang telah diwariskan oleh leluhur kita.”
Selain itu, didalam buku dengan ketebalan 51 halaman ini terdapat 13 cerita sejarah tempat, makam, tokoh dan upacara adat dari beberapa padukuhan di Gilangharjo yang dipaparkan oleh masing-masing narasumber setempat, yakni Petilasan Gilanglipuro, Upacara Adat Jamasan, sendang Plempoh, Upacara Adat Saparan, Makam Lipuro, Upacara Midhang Lipuro, Pendapa Broto Sudarmo, Makam Tambalan, Makam Sentono, Gunung Cilik, Makam Mergosari, Sejarah Pande Besi dan Makam Mbah Budho.
Rangkuman kekayaan sastra lisan ini menjadi penting di era saat ini karena menjadi arsip sejarah di Kalurahan Gilangharjo. Dokumentasi seperti ini sangat diperlukan untuk menjaga agar warisan budaya tidak hilang ditelan zaman. Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai arsip sejarah, tetapi juga sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka. Buku ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, menghubungkan generasi dengan akar budaya mereka. Melalui dokumentasi ini diharapkan buku ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan tradisi dan sejarah di Gilangharjo, serta menginspirasi upaya pelestarian budaya yang berkelanjutan.

.jpeg)